Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengatakan, dalam membentuk tim nasional yang handal, PSSI tak akan lagi mengutamakan proses naturalisasi pemain, sebab masih banyak bibit pemain lokal yang perlu dibina dan dikembangkan.
"Kami tak akan lagi `menjemput bola` untuk menaturalisasikan pemain asing. Masih ada puluhan ribu orang pemain lokal yang harus kita bina dan memiliki prospek bagus untuk tim nasional," ujar Djohar Arifin di sekretariat PSSI di Senayan Jakarta, Kamis.
Namun penegasan itu tidak dimaksudkan PSSI akan menghentikan sama sekali proses naturalisasi jika memang masih ada pemain keturunan Indonesia yang berkualitas dan bersungguh-sungguh ingin mendarmabaktikan dirinya dalam persepakbolaan nasional.
"Untuk pemain yang sedang diproses, ya diteruskan saja. Kalau ada pemain keturunan lain yang dianggap bagus, kita serahkan kepada pelatih klub yang bersangkutan untuk mengusulkannya. Semuanya tergantung kepada pelatih," kata Djohar Arifin.
Djohar menegaskan bahwa dalam masa kepengurusannya empat tahun ke depan, ia ingin meletakkan fondasi sistem pembinaan pemain yang proporsional dan ingin pula mewariskan sistem kepada kepengurusan PSSI berikutnya.
Sebagaimana diketahui, saat ini sebanyak enam pemain asing sedang dalam proses natusalisasi menjadi warga negara Indonesia. Empat di antaranya memang memiliki silsilah keturunan Indonesia dan dua lainnya murni pemain asing yang ingin menjadi WNI.
Mantan Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional PSSI, Iman Arif mengungkapkan, proses naturalisasi keenam pemain impor tersebut sudah disetujui oleh Komisi III dan VIII DPR RI dan tinggal dibawa ke Departemen Hukum dan HAM untuk disumpah seperti pemain naturalisasi lainnya.
Keenam pemain tersebut adalah Stefano Lilipaly, Jhon van Beukering Sergio van Dijk, Tonnie Cusell Lilipaly, Victor Igbonefo dan Greg Nwokolo.
Penggunaan pemain naturalisasi dalam tim nasional Indonesia sempat dikritik oleh mantan pemain nasional Pery Sandria yang mengatakan bahwa pemain naturalisasi justru amat rentan dengan kondisi yang harus dihadapi oleh Timnas.
"Saat ini Cristian Gonzales memang masih bagus, tapi seberapa tahun lagi dia akan bertahan, mengingat usianya sudah mencapai 35 tahun. Saya kira program pemain naturalisasi harus ditinjau lebih mendalam," ujar Pery Sandria pada Rabu lalu.
Pery Sandria mengingatkan bahwa secara normal sebuah tim nasional seyogyanya diperkuat oleh para pemain yang memang terbina dari bawah melalui kompetisi berjenjang sehingga saat memperkuat tim nasional sudah benar-benar teruji terutama dalam pengalaman bertanding.
"Jadi, sebagai pemain nasional tidak tiba-tiba langsung muncul begitu saja. Pemain nasional kita pada masa lalu banyak ditempa sejak usia dini. Saya kira di manapun seperti itu," ujarnya.
Read More...