Welcome To Our Blog
gravatar

Bob: Wajar, Pelatih Memaki Pemain!


INILAH.COM, Jakarta - Setelah kekalahan melawan Bahrain, sempat beredar kabar bahwa para pemain timnas merasa jengkel dengan pernyataan yang dilontarkan pelatih Wim Rijsbergen. Bahkan, beredar isu bahwa pemain mengancam akan mogok.
Indonesia kembali takluk dalam pertandingan lanjutan Grup E babak ketiga pra-Piala Dunia zona Asia. Setelah sebelumnya kalah dari Iran tiga gol tanpa balas, timnas Merah Putih kembali kalah dengan skor 2-0 saat menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (6/9/2011) malam WIB.
Dalam keterangan persnya setelah pertandingan, pelatih timnas Wim Rijsbergen mengungkapkan bahwa para pemainnya memang tidak pantas menang di pertandingan tersebut karena tampil buruk dan gampang kehilangan bola.
Hal itu kabarnya menyulut emosi pemain. Bahkan, beredar isu bahwa para pemain tidak akan membela timnas saat pertandingan melawan Qatar 11 Oktober mendatang.
Kabar lain yang beredar juga menyebutkan bahwa para pemain timnas merasa tak terima dengan sikap Wim yang memaki-maki mereka di ruang ganti seusai pertandingan.
Terkait hal itu, Bob Hippy menegaskan bahwa pelatih memaki-maki pemain adalah sebuah hal wajar. Dia juga menuturkan bahwa PSSI akan berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan mental dan kepercayaan diri para pemain.
“Kalau soal maki-maki pemain, seperti Fabio Capello memaki-maki Frank Lampard, saya rasa juga normal-normal saja. (Jose) Mourinho juga begitu. Mungkin karakter Wim ya seperti itu,” ungkapnya di Kantor Sekretariat PSSI, Kamis (8/9/2011) WIB.
“Saya kira kembali kepada diri masing-masing. Ini untuk negara untuk semuanya jadi harus tahan diri. Ini perjuangan harus penuh dengan segala rintangan.”
“Kami akan berusaha agar mental pemain bisa naik lagi. Kita akan ngomong sama-sama lagi, apa solusi yang terbaik untuk kita. Pokoknya harus hati ke hati lagi menyelesaikan masalahnya.”
Terkait isu pemogokan para pemain timnas, Bob meminta para pemain untuk bersikap profesional untuk melaksanakan kewajiban mereka.
“Kalau saya bilang, kenapa harus sakit hati? Apa pernah saya kurangi kewajiban dan hak mereka. Soal makian, itu mungkin karakter pelatih masing-masing. Saya rasa kita harus profesional,” tandasnya.